Kabar Gribig

6 Efek Samping Banyak Makan Permen Bagi Anak, Tak Cuma Rusak Gigi

 

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Rasanya yang manis dengan bentuk dan warna menarik membuat makanan ini tak pernah bisa jauh dari anak. Tak sedikit orang tua memberi permen untuk menyenangkan buah hatinya. Namun, kebiasaan makan permen juga sudah terkenal dengan berbagai gangguan kesehatan.

Permen yang berlebihan dikaitkan dengan kerusakan gigi pada anak. Makan permen terlalu banyak menyebabkan perkembangan gigi berlubang. Gula memainkan peran besar dalam proses ini karena bakteri yang menyebabkan gigi berlubang memakan gula.

Evolving Wellness mencatat bahwa makan banyak permen juga berperan dalam pendarahan gusi dan kehilangan gigi karena gula memungkinkan bakteri merusak gigi dan gusi di sekitarnya. Kondisi ini pastinya tak baik untuk perkembangan anak. Selain itu, banyak makan permen juga bisa memberi efek negatif lainnya.

Permen tinggi gula dan banyak jenis juga mengandung jumlah lemak dan kalori yang tidak sehat. Permen sering tidak mengandung nutrisi, menjadikannya kalori kosong yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan pada anak.

Obesitas

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat permen sangat penuh kalori. Gula, cokelat, karamel, kacang-kacangan, dan nougat adalah beberapa contoh bahan yang digunakan untuk membuat permen yang tinggi kalori dan dalam beberapa kasus juga bisa menghasilkan lemak.

Makan terlalu banyak kalori setiap hari menghasilkan kenaikan berat badan jika tidak bisa membakar kalori. Rata-rata 40 persen gula yang dikonsumsi orang disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Permen juga tinggi frutkosa. Mengonsumsi fruktosa meningkatkan rasa lapar dan keinginan akan makanan lebih banyak.

Kecanduan Gula

Makan terlalu banyak gula, dan berkembang menjadi apa yang disebut beberapa orang sebagai “kecanduan gula.” Kondisi ini memiliki potensi bahaya fisik dan psikologis bagi anak-anak.

Kecanduan gula adalah jenis khusus kecanduan makanan dan telah terbukti berkembang dalam penelitian pada hewan dan memiliki kesamaan dengan jenis kecanduan obat tertentu.

Gejala penarikan kecanduan gula dapat mencakup perubahan suasana hati, seperti mudah marah, dan gejala fisik, seperti tremor, atau perubahan tingkat aktivitas, seperti anak menjadi lebih aktif, atau lesu dari biasanya.

Malnutrisi

Meski gula dapat memicu pertambahan berat badan, anak yang memiliki berat badan berlebih juga bisa kekurangan gizi. Malnutrisi dapat terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup atau mendapatkan terlalu banyak nutrisi tertentu seperti gula.

Malnutrisi dapat terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup atau mendapatkan terlalu banyak nutrisi tertentu. Asupan gula tinggi sebenarnya merampas nutrisi yang sangat dibutuhkan, seperti kalsium, karena tubuh harus menggunakannya untuk mencerna gula.

Zat besi dan kalsium sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak, karena anak-anak tidak memiliki simpanan mineral seperti yang dilakukan orang dewasa. Anak membutuhkan lebih banyak mineral ini untuk memenuhi pertumbuhan tulang dan suplai darah. Permen tidak mengandung vitamin dan jumlah mineral yang cukup.

Efek Psikologis

Makan terlalu banyak gula juga berpotensi membahayakan psikologis. Dilansir dari Very Well Family, studi menunjukkan hubungan yang jelas antara konsumsi permen harian pada anak sepuluh tahun dan kekerasan di kemudian hari.

Penelitian ini melihat sampel individu pada usia 10 dan kemudian di masa dewasa. Konsumsi permen harian mereka sebagai seorang anak dinilai. Para peneliti menemukan bahwa, dari mereka yang melakukan kejahatan kekerasan, hampir 70% makan permen setiap hari selama masa anak-anak.

Para penulis penelitian berspekulasi bahwa fenomena ini terkait dengan orang tua menggunakan permen untuk mengendalikan perilaku anak-anak mereka, yang menghalangi anak-anak belajar untuk menunda kepuasan.

Selain memberi anak-anak terlalu banyak gula, permen juga mengandung zat tambahan yang menunjukkan hubungan dengan masalah perilaku. Makanan tinggi gula tambahan dan makanan olahan juga dapat meningkatkan peluang untuk mengalami depresi.

Para peneliti percaya bahwa perubahan gula darah, disregulasi neurotransmitter, dan peradangan semuanya dapat menjadi alasan dampak buruk gula pada kesehatan mental.

Picu jerawat

Makanan tinggi karbohidrat olahan, termasuk makanan dan minuman manis, telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena jerawat. Makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti permen olahan, meningkatkan gula darah lebih cepat daripada makanan dengan indeks glikemik lebih rendah.

Makanan manis cepat meningkatkan kadar gula dan insulin dalam darah, menyebabkan peningkatan sekresi androgen, produksi minyak dan peradangan, yang semuanya memainkan peran dalam pengembangan jerawat. Ini membuat anak berpotensi mengembangkan jerawat lebih cepat.

Sumber: liputan6.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *